Bibinya adalah Khadijah, Ummul Mukminin. Abul ‘Ash dengan Zainab puteri Rasulullah. Saat orang-orang Quraisy bermaksud memperdaya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka melihat sebaiknya Abul ‘Ash menceraikan Zainab, namun Abul ‘Ash menolaknya seraya berkata, “Aku tidak akan membandingkan wanita-wanita Quraisy dengan Zainab.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun tetap mempertahankan Zainab untuknya. Zainab memeluk Islam, maka Abul ‘Ash pun membantunya dalam ibadahnya dan tidak pernah mengekangnya, sekalipun ia masih tetap pada agamanya.
Ketika tiba masa untuk melakukan hijrah, ia mengizinkan Zainab, istrinya, untuk ikut hijrah bersama saudaranya mengendarai unta. Di tengah perjalanan, Zainab dihadang oleh Hubar bin Aswad. Hubar menikam unta yang ditumpanginya seliingga ia pun terjatuh –yang kemudian membuatnya terkena satu penyakit yang terus menyertainya hingga akhir hayatnya. Namun, Zainab terus bertahan hingga akhirnya ia pun tiba di Madinah. Dan pada peristiwa Badar, Abul ‘Ash ikut bergabung bersama tentara musyrikin dan tertawan oleh pasukan Islam. Lalu Zainab, istrinya, menebusnya dengan kalung hadiah dari Sayyidah Khadijah pada hari pernikahannya.
Kemudian, Abul ‘Ash keluar bersama kafilah Quraisy dan tertangkap oleh pasukan Islam, namun ia dapat berlindung kepada Zainab dengan persetujuan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahkan beliau menyuruh Zainab untuk memuliakannya, hanya saja Abul ‘Ash tidak dapat menggaulinya karena Islam telah mengharamkannya. Lalu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengumpulkan kafilah untuk dipercayakan kepadanya dan ia pun kembali ke Mekah dengan selamat. Sesampainya di Mekah, ia serahkan apa yang menjadi hak orang-orang berhak menerimanya. Kemudian ia umumkan keislamannya dan berangkat menuju Madinah untuk menyusul Zainab.
Dari keduanya, Abul ‘Ash dan Zainab, kemudian lahirlah seorang putri yang bernama Umamah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mencintainya, terutama setelah kematian ayah dan ibunya. Beliau sering kali menggendongnya pada saat shalat. Manakala sujud, beliau menaruhnya dan lalu menggendongnya kembali. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sering memberinya apa yang paling beliau sukai dan padanya beliau mencium bau harum Zainab. Semoga Allah meridhai Abul ‘Ash binRabi’.

Leave a comment